Lanjut ke konten

PERANAN SIA DALAM ANALISI LAPORAN KEUANGAN

21 Oktober 2010

tugas sia

 

 

PERANAN SIA DALAM ANALISI LAPORAN KEUANGAN

peran sia dalam laporan keuangan adalah menyediakan alat bantu bagi manajer untuk mengkomunikasikan kondisi keunagan perusaan kepada pihak luar.
informasi yang disampaikan adalah substansial ikhwal kekuatan dan kinerja perusaahaan dalam waktu sekarang,sewaktu-waktu dibutuhkan untuk mengevaluasi,
perbandingan,maupun pengambilan keputusan karena laporan keuangan merupakan cermin dari hasil usaha apakah perusahaan dalam jangkah waktu tertentu rugi,
impas atau untung.

 


Financial Statement Analysis

tujuan sia dalam analisis keuangan adalah memakai manajemen informasi akuntansi untuk membantu dalam memprediksi bagaimana
situasi perusahaan dimasa kelak. Pemakai jasa Sia dalam anlisis laporan keuangan ada dua jenis yaitu :

  1. pemakai internal
  2.  

  3. pemakai eksternal
  4.  

manajeman perusahaan merupakan pemakai internal utama jasa sia dalam analisis laporan keuangan,sedangkan eksternal adalah pihak kedua yang
sedang memantau perkembangan perusahaan dalam kepeminatan untuk penanaman modal atau pembelian saham perusaan atau investasi

 

relasi antara analisis laporan keuangan dengan keputusan investasi

bagan dimensi waktu dan analisa keuangan

“>

 

 

Analisis laporan keuangan berdasarkan dimensi waktu dapat di bagi sesuai dengan bagan diatas yaitu :

  1. Masa Lalu : sebagai ajuan untuk dan bahan pertimbanagn dalam menentuhkan kinerja masa kini dalam hal menutupi kekurangan dan kelemahan agar
    hal serupa tidak muncul lagi dimasa kini
  2. Masa Kini : merupakan hasil perbaikan dari masalah dimana kekurangan dan kelemahan diatasi untuk menciptkan perolehanbaru dalam hal income
  3. Masa Depan : masa depan berkaitan erat dengan resiko kait hal ini butuh kewaspadaan dalam menentuhkan baru atau sebaliknya agarkelemahan dan
    kekurangan yang sekarang tidak terjadi lagi dan mempertahankan pendapatan dan menjaga konsistensidalam persaingan


Teknik Analisis Keuangan

Analisis laporan keuangan terfokus pada informasi masukkan yang diperoleh dari hasil upaya dalam jangka waktu tertentu
untuk mengevaluasi dan menentuhkan untung – ruginya suatu perusahaan dengan berbagai metode perbandingan dan metode analisa dalam memperoleh hasil yang optimal. metode yang bersangkutan adalah :

 

1. Analisis Vertikal : terfokus pada hubungan di antara berbagai analisa keuangan pada laporan keuangan tertentu dengan dinyatakan dalam bentuk presentasi yang disebut “laporan ukuran bersama” ada dua bagian dari bentuk laporan ini yaitu :

 

  1. Analisis vertikal laporan laba rugi
  2.  

  3. Analisis Vertikal neraca

 

2. Analisis Horisontal : analisis perubahan masing – masing dari tahun ke tahun.

tujuan : menentuhkan bagaimana setiap analiosis laporan keuangan berubah,mengapa analisis tersebut berubah dan
apakah perubahan itu menguntungkan tau merugikan.

ada dua methode dalam analisis ini yaitu :

  1. Analisis horisontal laporan laba-rugi
  2.  

  3. Analisis horisontal neraca

 

ada lagi dua metode analisis yaitu : trend dan rasio.


sumber referensi :

 

  1. Simamora,Henry.Akuntansi Manajemen edisi II.Jakarta Selatan : UPP AMP YKPN,2002
  2.  

  3. Hani Handoko,T.MANAJEMEN edisi II.Bulaksumur :BPFE_Yogyakarta,2003
  4. this document my private right

     

Tanaman Buah Dalam Pot & Perawatannya

29 Desember 2010

Dari segi perawatan, tanaman buah dalam pot tidak tergolong sulit. Sama halnya dengan tanaman tanpa media pot, harus dipupuk dan diberi air. Namun, ada beberapa trik agar media potnya tidak menghalang pertumbuhan si tanaman. Benar, perawatannya memang tidak jauh berbeda, tetap memupuk, bisa secara pupuk kandang atau memakai pupuk NPK.

Secara spesifik, merawat tanaman buah dalam pot harus memerhatikan beberapa faktor. Pertama, untuk penyiraman di musim kemarau sangat diperlukan. Jika memakai air PAM, yang biasanya mengandung kaporit, sebaiknya endapkan dulu semalam dan esoknya baru disiramkan. Namun, usahakan benar-benar jangan sampai air siraman menggenang lebih dari 12 jam.

Genangan air bisa merangsang timbulnya penyakit busuk akar. Penyiramannya juga tergantung musim, saatnya musim panas ya sehari sekali, begitu juga sebaliknya. Waktu penyiraman pagi bisa dilakukan sebelum pukul 09.00 dan sore sesudah pukul 16.00.

Kedua, yaitu penggemburan. Usahakan media tanam bibit tanaman tidak memadat. Pemadatan media biasanya terjadi karena penyiraman yang berlebihan. Setelah itu, lakukan penggemburan menggunakan sekop kecil. Hati-hati, jangan sampai Anda merusak akarnya.

Ketiga, yaitu pemupukan. Meski media tanam menggunakan pupuk kandang, pupuk organik masih tetap diperlukan dalam menanam bibit tanaman. Sampai umur 2 tahun, setiap 4 bulan, tambahkan NPK (15:15:15) sebanyak 25 gram per drum. Sejak umur 3 tahun dan seterusnya, setiap drum diberi 100 gram NPK (15:15:15). Caranya, benamkan pupuk NPK sedalam 10 cm, lalu siram hingga cukup basah.

Keempat, penggantian tanah. Mengganti media tanah tanaman setahun sekali sudah cukup menurut Feby. Namun,akan lebih baik lagi jika dilakukan dua kali dalam setahun. Terlebih jika akarnya sudah jebol, media pot harus segera diganti.

Kelima, pemangkasan. Contohnya tanaman rambutan, di samping untuk membentuk habitus (kanopi) tanaman agar tampak pendek, juga agar cabang dan pertumbuhannya seimbang. Pemangkasan perdana dilakukan saat tanaman berumur kurang dari setahun, atau tinggi batang sekitar 75-100 cm dari permukaan drum.

Cara pemangkasan adalah untuk pemangkasan perdana, pilih 3 cabang primer. Bila panjang cabang primer mencapai 50 cm, pangkas ujungnya hingga tumbuh cabang-cabang sekunder.

Pilih hanya tiga cabang sekunder per cabang primer. Selanjutnya, pangkas ujung cabang sekunder sampai tumbuh cabang tersier, dan pilih hanya tiga cabang tersier. Dari ketiga cabang tersier inilah akan terjadi pembungaan dan pembuahan.

Nah, setelah paham tata cara perawatannya, tentu kini Anda lebih berani mulai menanam buah dalam pot. Memang kalau hobi berkebun itu, tak terkecuali tabulampot, tetap harus memerlukan perawatan agar hasil yang diinginkan juga maksimal dan tanaman yang dirawat produktif. Tanaman kan makhluk hidup juga yang butuh dirawat, disayang.

sumber :http://www.kiwod.com/cerita-online/tanaman-buah-dalam-pot-perawatannya/

Kompos dan Hara Anorganik, perkuat Vigor Tanaman melawan Penyakit

29 Desember 2010

Fenomena di lapangan dengan banyaknya petani (padi sawah) menggunakan pupuk N (urea) over dosis, dari rekomendasi rataan per Ha/musim = 250 kg diaplikasi hingga lebih 500 kg/Ha bahkan lebih, sangat mengkhawatirkan jika dilihat dari kepentingan perkuatan vigor tanaman terhadap serangan penyakit. Anggapan para petani, tanpa penambahan dosis urea itu, konon daun padi maupun jagung tidak hijau dan telah terjadi penurunan hasil dari biasanya, harus segera mendapat pencerahan. Kondisi berlebihan, dosis pupuk kimia, bukan saja membuat subsidi negara kepada pupuk, dari tahun ke tahun, akan makin besar melainkan juga, eksploitasi sawah melalui masukan dosis tinggi pupuk kimia akan menurunkan kemampuan tanaman melawan penyakit. Padahal, tanah sawah, yang memang sudah over eksploitasi, sebenarnya kekurangan C Organik menjadi pangkal penyebab dari penurunan produktivitas, dan bukan kurang nutrisi pupuk. Bayangkan, jika setiap musim di panen 6 sd 8 ton/ ha gabah, namun input (pupuk kimia urea, SP dan KCL) ke sawah 500 kg, tanpa adanya masukan lain dari bahan organik oleh pengembalian limbah sisa panen dan bahan organik lain ( sisa makanan manusia, sisa dapur dan sampah organik) kedalamnya, puluhan tahun sawah itu ditanami, akan dikuras habis kesuburannya.

Hal berbeda dengan keadaan umum petani diatas, bagi yang menyiapkan bertani padinya dirancang sebagai usaha (bisnis). Dengan tujuan  pemeliharaan tanah secara jangka panjang, petani di luasan 10 ha, sejak tahun 2005 di Ciparay Bandung, ibu Tuti melakukannya secara berbeda. Dengan terlebih dahulu menetapkan segmen pasar beras yang akan dihasilkannya yakni konsumen beras sehat, dirancanglah usaha produksi dan membuat beras BerSeka ( beras sehat).

Guna memenuhi tren permintaan konsumen tersebut, kemudian digunakan paket teknologi untuk penciptaan kualitas beras sehat, rasa enak dan pulen, dengan memberikan kompos, pupuk organik cair dan pupuk tablet Gramalet Padi. Pemanfaatan kompos dan pupuk kimia secara tepat, atau pemupukan terpadu dengan pupuk anorganik dikombinasi pupuk organik kompos, pada padi sawah, telah menampakan hasil berbeda. Vigor tanaman lebih kekar, malai dengan gabah lebih bernas, perolehan rendemen beras meningkat, hingga rataan 77 persen dari gabah kering giling (GKG). Dan, rasa nasi jadi  lebih pulen enak. Kombinasi kompos dan unsur hara anorganik dari pupuk tablet Gramalet, pada tanaman padi  dan jagung, menunjukkan adanya perkuatan vigor tanaman. Lebih lanjut, perkuatan vigor tanaman telah menunjukkan, menurunnya intensitas OPT, naiknya kemampuan melawan penyakit. Menurunnya intensitas  organisme pengganggu tanaman (OPT), ditunjukan oleh pengamatan visual. Sawah, dengan aplikasi pupuk tunggal berupa Urea, SP dan KCL, di sekitar lokasi Ibu Tuti, terkena serangan wereng, padahal, saat sama, sawah dengan aplikasi kompos dan Gramalet tablet memiliki penampilan kekar dan tidak roboh oleh angin kencang.

Dosis Tablet Pada Padi Sawah

Penggunaan tablet Gramalet Padi, dengan dosis 120 kg ( varietas lokal dan unggul) atau 160 kg ( padi hibrida), akan terdapat penghematan nasional atas urea, SP dan KCl. Cara aplikasi Pupuk Gramalet Padi adalah dengan membenamkan 3 gr pupuk Gramalet® Padi (1 butir @ 3 gr) diantara/ ditengah-tengah 4 rumpun padi, pada kedalaman sekitar 5 cm dari permukaan tanah. Penggunaan aplikator urea tablet, misalnya, juga dapat membantu percepatan pembenaman. Aplikasi dosis 3 gram tablet  pada setiap 4 rumpun jangan melebihi dosis yang ditetapkan. Caranya, lewati 1 antara 4 rumpun, yaitu kesamping kiri dan kanan maupun ke depan dan belakang. Sawah dalam keadaan pengairan macak – macak dan waktu pemupukan pada ( 3 – 14 ) HST ( Hari Setelah Tanam) direkomendasikan.

Penggunaan pupuk organik, berupa kompos padat, dilakukan dengan cara menabur pada lahan sawah sesaat pemupukan tablet. Sementara, pupuk organik cair dilakukan dengan cara disemprotkan ke arah daun dan batang, setiap minggu, atau di saat dirasakan perlu.

http://www.kompos.biz/

Pupuk Tablet bagi Target Mutu dan Produksi agribisnis Buah

29 Desember 2010

Pupuk Tablet bagi Target Mutu dan Produksi agribisnis Buah

Buah mengandung keragaman vitamin dan mineral yang bagus bagi pertumbuhan khususnya untuk diet. Beberapa jenis buah tropika, mangga dan pepaya misalnya, sangat baik sebagai sumber karoten atau pro vitamin A. Demikian juga buah jeruk dan jambu biji diketahui sangat baik sebagai sumber vitamin. Buah tropis maupun subtropis juga kaya pekin, serat, selulosa, yang baik untuk memperlancar usus. Umumnya, buah sangat baik sebagai sumber asam organik, menambah nafsu makan, dan menjaga kesehatan pencernaan.

Potensi buah tropis tidak saja untuk konsumsi, penanaman pada hutan lindung dan tani hutan (agroforestry) maupun hortikultura perkotaan serta tanaman pekarangan rumah kini menjadi penting diusahakan. Tanaman buah, dengan pohon besar dan rindang, bisa berfungsi sebagai ornamen tanaman perkotaan, mempercantik dan membentuk ruang terbuka hijau (RTH) suatu kota. Vegetasi tanaman buah di perkotaan tidak hanya mampu memperbaiki udara, namun juga berkontribusi dalam keseimbangan ekologi.

Potensi tanaman buah, secara ekonomi dan ekologi diatas, masih belum optimal diambil manfaatnya oleh masyarakat karena, tanaman buah selama ini masih dianggap sebagai tanaman pekarangan, sebagai hobby, dan belum dilakukan bagi tujuan komersial. Bagi tujuan komersial, penanaman buah direncanakan dan ditetapkan kualitas maupun tingkat produksinya terlebih dahulu, kemudian dilakukan kegiatan budidaya untuk mencapainya, atau sering disebut budidaya pertanian secara agribisnis. Kegiatan riset untuk menjamin perolehan buah pada produktivitas dan mutu yang direncanakan, salah satunya, dengan memperbaiki masukan (input) hara berdasar pada potensi genetis serta keadaan kesuburan lahan. Teknologi pemupukan, salah satunya teknologi pupuk dan pemupukan buah menggunakan pupuk tablet, dilakukan dengan penyediaan pupuk dengan komposisi khusus (formula spesifik) bagi kebun buahan yang diusahakan berdasar pada prinsip usaha pertanian ( agribisnis).

Kebutuhan hara kebun buah-buahan durian, mangga, manggis, pisang, nangka dan kebun buah lainnya dirumuskan berdasar pada hasil analisa jaringan dan daun kelompok tanaman tersebut. Gramafix® Buah disusun agar mengandung kelengkapan unsur hara makro ( NPK), makro sekunder ( Mg, S, Ca) dan mikro ( Zn, Fe, Cl, Mn, B, Bo, Mo ), disajikan dalam bentuk tablet ukuran 10 gram. Dengan bentuk tersebut, pemupukan tanaman buah akan menjadi lebih efisien dan efektif. Kehilangan unsur hara, tercuci aliran air maupun menguap (volatisasi) yang umum terjadi pada aplikasi pupuk bentuk tabur (prill) di permukaan tanah, menjadi terhindarkan dengan pembenaman tablet di kedalaman 10-15 cm. Bentuk tablet juga sangat baik diaplikasi pada kondisi drainase kebun yang buruk, kebun tergenang serta penanaman pohon buahan di lahan miring.

Kandungan hara yang lengkap pada tablet Gramafix® Buah juga memiliki pengaruh akan rasa buah serta produktivitas secara nyata (signifikan) sesuai potensi genetisnya. Komposisi hara dan dosis didasarkan pada analisa kebutuhan unsur hara, melalui data hasil uji jaringan dan daun, yang mencerminkan kemampuan tanaman tertentu dalam mengangkut hara. Misal, pada jeruk, diketahui untuk menjamin target perolehan hasil buah 30 ton/Ha diperlukan 270 kg/Ha N, 60 kg/Ha P2O5, 350 kg/Ha K2O dan 30 kg/Ha Sulfur. Demikian juga peranan dari hara makro sekunder, MgO sebagai penyusun khlorofil dan aktivator enzim, S dalam peranannya sebagai penyusun protein dan koenzym, serta Ca dalam fungsi permeabilitas selaput, kesemua hara makro sekunder akan menjamin kualitas buah sesuai potensi genetisnya. Unsur mikro esensial, kendati kandungannya sangat kecil, namun berpengaruh pada rasa buah. Peranan B (Boron ) dalam metabolisma karbohidrat dan angkutan gula memastikan fungsi hara sebagai pemberi rasa manis buahan. Tanaman buah, yang sudah cukup umur namun belum juga menghasilkan, dapat diduga terdapat kekurangan salah satu unsur makro sekunder maupun mikro ini, patut mencoba menggunakan pupuk tablet kandungan lengkap ini, dan, lihatlah apa yang terjadi.

Kelengkapan unsur hara makro (NPK), makro sekunder (Mg,S,Ca) dan mikro ( Zn,Fe, Cl, Mn, B, Bo, Mo ) :pada jumlah masing-masing 17-8-17-3-7-3 + Mikro serta disajikan dalam bentuk tablet ukuran 10 gram serta telah didaftarkan pada Departemen Pertanian RI No : T902/BSP/II/2003 serta memiliki sertifikat mutu pengguna Tanda SNI.

Aplikasi Tablet pada Tanaman Pepaya ( Carica papaya L.)

Pemupukan kebun pepaya dimulai sejak saat pembuatan lubang tanam dengan ukuran ( 20 x 20 x 20) cm bagi tanah gembur ( solum baik), dan berbeda bagi tanah solum keras, digali dengan ukuran ( 75 x 75 x 75) cm. Setelah di gali taburkan pupuk kandang atau kompos 10-20 kg, biarkan 2-3 hari terbuka, setelah 2-3 hari kemudian baru tanam benih pepaya, dari pesemaian. Setelah 1 (satu) bulan berikan pupuk tablet, dosis mulai 1 butir tablet @ 10 gram/ pohon, dan selanjutnya, usia 3 bulan ( 3 butir) per 6 bulan sekali. Bagi perolehan lebih baik, semprotkan  atau kocorkan disekitar perakaran pupuk organik cair (POC) Gramafert, dengan dosis 20 botol/Ha/tahun.

Aplikasi Pupuk Tablet Pada Tanaman Nenas

Pemupukan pada tanaman buah nenas dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan. Pemupukan susulan berikutnya diulang tiap 3-4 bulan sekali sampai tanaman berbunga dan berbuah. Dosis pupuk yang digunakan adalah Gramafix (Buah) komposisi kandungan N-P2O5-K2O-MgO-CaO pada perbandingan 17-8-12-0-2+ mikro, bentuk pupuk berupa tablet, berat 10 gram dengan dosis anjuran satu tablet tiap diantara 2 tanaman. Cara pemberian, Pupuk Gramafix® Buah dibenamkan atau dimasukkan ke dalam parit sedalam 10-15 cm diantara barisan tanaman nanas, kemudian tutup dengan tanah. Untuk hasil sepenuhnya masukan organik, semprotkan Gramafert pada daun terutama diperlukan kandungan Nitrogen Organik ± 900 liter per hektar. Bagi pilihan pemupukan terpadu, kombinasikan dosis pupuk anorganik bentuk tablet dengan 20 botol @500 ml Gramafert pada setiap ha kebun nenas.

Aplikasi Pada Tanaman Jeruk

Dosis pada tanaman jeruk menghasilkan (TM- 5), 20 tablet @ 10 gram= 200 gram/ 6 bulan dan berikutnya bertambah sesuai keperluan. Benamkan tablet Gramafix di kedalaman 15 cm hingga 20 cm, dapat digunakan Bor tugal atau Biopori.
Bagi perolehan lebih baik, lakukan pemupukan terpadu dengan mengkombinasikan pupuk tablet dengan pupuk organik. Semprotkan pupuk organik cair (POC) Gramafert, dengan dosis 20 botol/Ha/tahun.

Dosis Pada Tanaman Buah Durian

Tanaman buah durian menghasilkan (TM5) sebagaimana direkomendasikan dosis oleh Balai terkait Hortikultura buahan adalah 166 kg Urea, 207 kg Sp36 dan 176 KCl/ Mop atau total jumlah kg dosis 549 kg/ Ha/ th akan memiliki kandungan nutrisi efektif setara 140 kg Gramafix® Buah / ha / thn. Pada populasi tanaman durian per Ha sebanyak 100 pohon, maka dosis/ pohon/ tahun sama dengan 1.400 gr/ phn/ tahun ( 140 tablet @ 10 Gr/ tahun) atau 700 gr/ 6 bulan.

Bagi tujuan perolehan mutu dan tingkat produksi terbaik, tambahkan kompos pada parit di sekitar perakaran atau semprotkan pupuk organik cair (POC) Gramafert, dengan dosis 20 botol/Ha/tahun.

Aplikasi Pupuk Pada Tanaman Pisang

ada tanaman pisang baru ditanamkan, benamkan di sekitar perakaran sekitar 2, 5 kg kompos dan 50 gr ( 5 tablet @ 10 gram) pupuk Gramafix® Buah. Tablet ditugal pada kedalaman 15 cm dari permukaan tanah, untuk 6 bulan berikut benamkan lagi 50 gram.

Bagi perolehan lebih baik, lakukan pemupukan terpadu dengan memberikan  pupuk organik cair (POC) Gramafert, pada  dosis 20 botol/Ha/tahun, disamping pupuk tablet pada dosis diatas.

Beberapa contoh aplikasi komposisi hara dan pupuk tablet pada tanaman buah tropika diatas, cukup menggambarkan akan kemajuan teknologi pemupukan dalam kepentingan uapaya perolehan buahan sesuai potensi genetisnya. Dengan komposisi dan dosis pupuk mempertimbangkan kemampuan tanaman dalam mengangkut hara, melalui uji jaringan daun dan jaringan, potensi keunggulan genetis tanaman (buah) dapat dioptimalkan. Mengusahakan budidaya buah, dengan terlebih dulu menetapkan target produksi maupun mutu (kualitas) sesuai tren permintaan konsumen (pasar) yang sedang berkembang, kemudian menetapkan jenis dan jumlah input ( misalnya komposisi hara dalam pupuk tablet bagi pencapaian target), adalah cara bertani sebagai usaha (agribisnis). Dan, kalau mengelola kebun buah dilakukan secara agribisnis, budidaya pertanian pun, tidak ada bedanya dengan proses produksi dalam suatu pabrik (manufakturing).

http://www.pupukkebun.biz/

Memupuk Tanaman Hias

29 Desember 2010

Memupuk Tanaman Hias

Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa merupakan negara istimewa – yang dikenal memiliki keanekaragaman hayati. Dari sekian juta tanaman yang dapat tumbuh di Indonesia, banyak di antaranya yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Tanaman hias memiliki keindahan, baik pada bunga, daun maupun pada keseluruhan bagian tanaman. Berbeda fungsi tanaman hias tergantung dari bagian tanaman – yang dimanfaatkan manusia. Tanaman hias dengan bagian bunga- yang dianggap memberi keasriannya akan memerlukan perlakuan berbeda baik pemupukan maupun perawatannya dibanding dengan tanaman hias daun (tahidu) maupun tanaman hias buah (tabulampot).

Tanaman hias ini umumnya digunakan orang untuk meningkatkan kenyamanan hidup serta menciptakan lingkungan yang bersih dan segar. BEBERAPA jenis tanaman hias memiliki fungsi ganda, yaitu selain sebagai tanaman hias juga sebagai obat untuk beberapa penyakit yang lazim ditemukan di kalangan masyarakat. Manfaat masing-masing tanaman hias tersebut tidak sama karena kandungan di dalamnya juga berbeda. Dengan kandungan yang berbeda tersebut, dapat dibuat ramuan obat yang berasal dari satu tanaman atau dari beberapa tanaman.

Jenis tanaman hias dilihat dari yang paling membentuk keindahannya dapat dikatagorikan kepada :

Katagori Tanaman Hias Daun (Tahidu):

umum dibudidayakan berbagai jenis tanaman hias dengan daun sebagai pembentuk keindahan. Jenis ini cukup bervariasi, mulai dari tanaman hias yang pada umumnya didominasi warna hijau, seperti Miana atau Coleus (Coleus hybrid) yang tampil memikat dengan warna-warna kontras. Kehadiranya di taman akan memberi nuansa lebih semarak. Cocok ditanam masal sebagai tanaman hamparan atau border. Demikian juga kaktus (jenis kaktus mote, udang, dan cecak), Aglaonema atau dikenal dengan sri rejeki hingga tanaman hias gantung, semacam kapasan, katerlak, Adiantum atau suplir, Anthurium crystallinum atau kuping gajah dan varigata. Jenis tanaman hias ini memerlukan dosis Nitrogen (N) pada komposisi dominan terhadap P2O5 maupun Kalium (K2O) ditambah dengan kandungan Magnecium (Mg), Sulfur (S) dan Calcium (Ca) serta Micro Element (TE) – sebagaimana terdapat pada pupuk Gramafix Tanaman Hias Daun ( 22-7-11- 2-4-3 +1)

Katagori Tanaman Hias Bunga ( Tahiba):

Tanaman hias ini, selain daunnya memberi daya tarik tersendiri, bunganya juga amat memikat, misalnya Begonia semperflorens – yang merupakan salah satu jenis Begonia bunga. Ia tetap mungil dan berbunga setiap saat sepanjang tahun.Tanaman yang daunnya bulat mengkilat ini, memiliki bunga bervariasi, dari putih sampai ke merah merona. Demikian juga Jenis tanaman hias bunga lainnya yang cantik adalah Saintpaulia ionantha – yang juga dikenal dengan African violets dan violltjes ayau Begonia rex (Bigonia sp), Bintang buni ( Crytanthus sp), Bunga angsa (
Aristolochia sp), Bunga harumsari ( Buddleja asiatica), Bunga bokor ( Hydrangea hortensis), bunga kana ( Canna indica), Bunga kupu-kupu ( Bauhinia purpurea), Bunga kancing (Gomphrena globosa), Bunga kuku macan (Mucuna bennetii), Bunga matahari ( Helianthus annus) dan Bunga mentega (Taberna emontana coronaria). Jenis tanaman hias dengan bunga sebagai objek pokok memerlukan jenis dan komposisi pupuk dengan Kalium (K2o) dominan terhadap Phosphor (P2O5) namun setara dengan kandungan Nitrogen (N) ditambah dengan Mg, S dan Ca serta Micro Element – sebagaimana terdapat pada Gramafix Tanaman Hias Bunga ( 17-8-17- 3-7-3 +1).

Katagori Tanaman Buah Dalam Pot (Tabulampot)

Tanaman hias kini bukan dari jenis perdu dan rambat serta tanaman berdaun dan berbunga kecil, tanaman buah telah juga diandalkan keindahan perpaduan buah dengan seluruh tanaman dalam pot. Jenis alpukat, durian, gandaria dan nangka besar adalah beberapa contoh tanaman buah yang bisa ditanam dalam pot – walaupun sulit dijadikan sebagai tanaman dalam pot. Sedangkan jambu bol, jambu mawar, manggis, duku, jamblang, lengkeng, nangka madu dan rambutan termasuk contoh yang relatif agak mudah dibudidayakan sebagai tanaman dalam pot. Umumnya buah dengan berat 0,5 kg – yang dijadikan tanaman pot dengan mudah antara lain belimbing, jambu air, jambu biji, jeruk-jerukan, sawo, delima, kelengkeng, dan paling besar adalah buah mangga. Berbagai jenis tanaman hias ini memerlukan pupuk berimbang, selain dibedakan dari jenis pupuk kimia dan kompos, juga memerlukan unsur hara utama komposisi Nitrogen dan Kalium. Pupuk Gramafix Tanaman Hias Buah ( 17-8-17- 3-7-3+1) telah diformulasi khusus ditujukan bagi tanaman buah dalam pot akan sangat memudahkan pehobi tanaman hias menggunakannya pada tabulampot*)

http://www.pemupukan.info/2006/07/memupuk-tanaman-hias-untuk-makin.html

Peningkatan Kualitas Dan Kuantitas Produksi Buah Stroberi Di Daerah Tawangmangu Melalui Penerapan Pola Tanam Secara Organik Pada Bangunan Greenhouse.

29 Desember 2010

Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah terletak di sebelah barat lereng Gunung Lawu dengan ketinggian antara 100 meter – lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Salah satu Kecamatan di Kabupaten Karanganyar adalah Kecamatan Tawangmangu. Keadaan pertanian di Kecamatan Tawangmangu sangat baik, terutama untuk produksi tanaman pangan dan hortikultura (sayur-sayuran dan buah-buahan). Tidak stabilnya harga komoditas sayur mayur dewasa ini mendorong sejumlah petani di sentra pertanian Tawangmangu beralih mengembangkan budidaya stroberi. Alasannya, harga jual buah stroberi lebih stabil dan nilai jualnya lebih tinggi. Stroberi yang paling cocok ditanam di daerah Tawangmangu adalah varietas Tristar, Bali Keriting, Holand, Selva dan Anastasia.
Saat ini di Desa Kalisoro Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar telah tercatat sebuah kelompok tani yang bergerak di bidang agribisnis stroberi, yaitu Kelompok Tani Sekar Jingga. Kelompok Tani stroberi ini dirintis sejak tahun 1997, dengan ketua Bapak Warsito, membawahi 22 pengusaha tani. Sampai saat ini kebun stroberi yang dikelola seluas 2,63 hektar. Usaha di bidang agribisnis stroberi, secara total telah menyerap 64 tenaga kerja yang merupakan penduduk asli desa Kalisoro Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Keberadaan usaha tersebut telah mengukuhkan keberadaan Tawangmangu sebagai sentra baru penghasil stroberi.
Permasalahan utama yang dihadapi pada produksi buah stroberi oleh Kelompok Tani Sekar Jingga di daerah Tawangmangu adalah : (1). Stroberi yang ditanam di lahan terbuka di daerah Tawangmangu tidak dapat berbuah secara kontinu sepanjang tahun. Produksi buah stroberi tergantung pada musim. Pada saat musim hujan, tanaman stroberi tidak dapat berbuah. Pada sekitar tahun 1997-2004 rata-rata dalam setahun tanaman stroberi bisa berbuah selama 7 bulan, dengan jumlah yang fluktuatif tergantung cuaca. Sedangkan pada saat musim penghujan, tanaman stroberi tidak dapat berbuah sama sekali. Hal ini tentu saja ditinjau secara ekonomis kurang menguntungkan, karena selama 5 bulan, praktis para petani tidak dapat menghasilkan buah stroberi, (2). Pada analisis situasi diatas dijelaskan pula, pada saat cuaca cerah rata-rata dapat dipanen stroberi sebesar kurang lebih 30 % (Kelas A), 50 % (Kelas B) dan 20 % (Kelas C). Sedangkan pada saat musim penghujan, tanaman stroberi tidak dapat berbuah sama sekali. Guna meningkatkan efisiensi produksi diharapkan ada suatu teknologi budidaya stroberi yang dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas buah stroberi.
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah menghasilkan suatu teknologi budidaya stroberi yang  menyebabkan strobefi dapat berbuah sepanjang tahun sehingga pasokan ke supermarket/swalayan, pasar tradisional dan tempat wisata dapat berlangsung kontinyu tidak tergantung iklim serta untuk  meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi buah stroberi.
Peiaksanaan teknis yang telah dilakukan adalah : (1). Penyampaian informasi program Iptekda tentang “Peningkatan Kualitas Dan Kuantitas Produksi Buah Stroberi Di Daerah Tawangmangu Melalui Penerapan Pola Tanam Secara Organik Pada Bangunan Greenhouse” kepada Kelompok Tani Sekar Jingga, (2). Perguliran bantuan Tahap I kepada Kelompok Tani Sekar Jingga (Rp 10 juta rupiah), (3). Membuat rancang bangun greenhouse dengan sistem rak bertingkat (verticulture), (4). Pendampingan pembangunan greenhouse dengan sistem rak bertingkat (verticulture) untuk budidaya stroberi organik pada lahan seluas 200 m2. Greenhouse ini milik bersama Koperasi Sekar Jingga yang nantinya akan dijadikan sebagai percontohan, (5). Perguliran bantuan kredit Tahap II kepada Kelompok Tani Sekar Jingga (Rp 13 juta rupiah), (6). Penyuluhan dan pelatihan tentang Stroberi, (7). Penyuluhan dan pelatihan tentang Panen dan Pasca Panen Buah Stroberi, (8). Penyuluhan dan pelatihan tentang Budidaya Stroberi Pada Bangunan Greenhouse , (9). Penyuluhan dan pelatihan tentang Pembibitan Tanaman Stroberi dengan Metode Sulur kepada Kelompok Tani Sekar Jingga, (10). Perguliran bantuan kredit Tahap III kepada Kelompok Tani Sekar Jingga (Rp 15 juta rupiah), (11). Pendampingan pembangunan greenhouse dengan sistem rak bertingkat (verticulture) untuk budidaya stroberi organik pada lahan seluas 900 m2. Greenhouse ini milik Bapak Warsito (400 m2,), Bapak Sukiman 100 m2, Bapak Kamidin 200 m2, Bapak Warsono (100 m2 1), Bapak Mijan (100 m2) dan Bapak Panut (papan nama, label dan kemasan), (12). Pendampingan pengadaan merek dagang dan paban nama untuk produk stroberi organik yang dipasarkan oleh salah satu anggota Kelompok Tani Sekar Jingga yaitu Bapak Panut, (13). Perguliran bantuan kredit tahap IV kepada Kelompok Tani Sekar Jingga (Rp 34 juta rupiah), (14). Pendampingan pengadaan label dan kemasan untuk produk stroberi organik yang dipasarkan oleh salah satu anggota Kelompok Tani Sekar Jingga yaitu Bapak Panut, (15). Penyuluhan dan pelatihan tentang Pemanfaatan Pupuk Organik Pada Budidaya Stroberi, (16). Penyuluhan dan pelatihan tentang Pemanfaatan Pestisida Organik Pada Budidaya Stroberi, (17). Perguliran bantuan kredit tahap V kepada Kelompok Tani Sekar Jingga (Rp 8 juta rupiah), (18). Pendampingan pembangunan greenhouse milik anggota sampai 100 % bisa dioperasionalkan untuk budidaya stroberi organik, (19). Penyuluhan dan pelatihan tentang kelanjutan pasca kegiatan Iptekda, perguliran dana Iptekda dan bagaimana tata cara pengangsuran yang benar
Adapun dampak yang telah dicapai dalam rangka kegiatan IPTEKDA LIPI IX ini adalah sebagai berikut : (1). Telah didirikan bangunan greenhouse untuk budidaya stroberi organik oleh Kelompok Tani Stroberi Sekar Jingga seluas 1.100 m  di daerah Kalisoro Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah, (2). Telah dihasilkan merek dagang stroberi organik (Saji Mulyo), papan nama Saji Mulyo di ujung gang dan di depan rumah, kemasan plastik stroberi organik (100 gram) dan (50 gram) serta label (Saji Mulyo), (3). Produk stroberi organik yang dihasilkan merupakan produk lebih unggul dari stroberi non organik (kelebihannya antara lain : mengurangi asupan bahan kimia beracun ke dalam tubuh, memberhentikan kemungkinan masuknya sel-sel produk pertanian hasil rekayasa genetika yang sampai kini belum diketahui bahaya dan akibatnya terhadap kesehatan, meningkatkan asupan nutrisi bermanfaat, seperti vitamin, mineral, asam lemak esensial , dan antioksidan, menurunkan resiko kanker, penyakit jantung koroner, alergi, dan hiperaktifitas pada anak-anak, rasanya lebih manis dan lebih segar, teksturnya lebih padat dan lebih tahan lama), (4). Dapat dihasilkan tanaman stroberi yang sanggup berbuah sepanjang tahun, tidak tergantung cuaca. Stroberi yang dihasilkan memiliki kualitas maupun kuantitas yang lebih baik dibandingkan produksi stroberi sebelum kegiatan, (5). Dari segi kualitas, kelebihan stroberi organik yang dibudidayakan pada bangunan greenhouse adalah rasanya lebih manis, lebih segar, teksturnya lebih padat dan lebih tahan lama (1 ming;gu tidak dipetik dari tanaman, buah belum rusak sedangkan tanaman stroberi di lahan terbuka harus sudah dipetik sebelum 2 hari) dan (6). Dari segi kuantitas, kelebihan stroberi organik yang dibudidayakan pada bangunan greenhouse adalah : pada saat musim penghujan, tanaman stroberi di lahan terbuka tidak dapat berbuah sama sekali, sedangkan pada bangunan greenhouse buah stroberi dapat dipanen rata-rata 5-7 Kg buah stroberi/100 m  tiap 2 hari sekali.

http://lppm.uns.ac.id/tag/pola-tanam-secara-organik/

BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK

29 Desember 2010

eduli kesehatan dan back to nature, ternyata mampu meningkatkan permintaan sayuran organik. Tingginya permintaan ini banyak datang dari kalangan menengah atas yang memilih sayuran organik daripada sayuran anorganik. kondisi demikian dikatakan Ketua Umum Masyarakat Pertanian Organik Indonesia, Dr. Zaenal Soedjais menjadi sebuah peluang usaha sangat bagus untuk dikembangkan. Bukan hanya petani sayuran organik yang mengalami lonjakan permintaan, produsen pupuk dan pestisida organik, penjual bibit hingga pedagang eceran sayuran organik akan mengalami hal serupa. Apalagi permintaan sayuran organik pun banyak datang dari luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Eropa dan Amerika. Tentu hal ini membuka peluang bagi petani sayuran organik untuk melakukan ekspor ke negara-negara tersebut. Tetapi masalahnya, kata Soedjais untuk memenuhi permintaan di dalam negeri saja petani sayuran organik sudah kewalahan sehingga untuk sementara orientasi pasar ekspor dilupakan.

Dakuinya, target pasar yang memungkinkan saat ini adalah supermarket. Namun karena permintaan supermarket biasanya sangat besar sedangkan rata-rata produksi petani organik masih terbatas, maka banyak petani ber-partner dengan supplier sayuran organik yang lebih besar. Melalui supplier ini, sayuran organik yang segar itu dipasok ke supermarket atau memenuhi permintaan ekspor.

Menurut Soedjais, inti budidaya organik yakni budidaya yang bebas dari residu bahan anorganik (kimia) mulai dari pembukaan lahan, pemupukan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, penggunaan pestisida sampai penanganan pasca panen. Pakar Hortikultura Dr.Ir Anas D Susila, MSi sekaligus Kepala University Farm mengatakan budidaya sayuran organik yang paling menguntungkan adalah sayuran daun (leave vegetable) daripada sayuran buah. Pasalnya, teknik pemeliharaan sayuran daun lebih mudah, murah, dapat ditanam dimana saja dan siklus perputaran produksinya cepat. Hal inipun diakui Santoso Kurniawan, pemilik Pa Tani Organik yang menanam berbagai sayuran daun di Desa Cibeureum Bogor, Jawa Barat. “Budidaya sayuran daun hanya perlu waktu 3 minggu sudah bisa dipanen sehingga perputaran usaha lebih cepat,” papar Putro. Sedangkan sayuran buah hanya bisa tumbuh dengan baik dilahan tertentu karena memerlukan unsur hara lebih tinggi. Lahan demikian biasanya ditemui didataran tinggi seperti kawasan Puncak Bogor, Lembang Bandung, serta Malang Jawa Timur.

Bisa Dilahan Sempit

Menurut Anas, pada dasarnya berbudidaya sayuran organik bisa dilakukan dimana saja asalkan tanahnya subur. Sayuran seperti bayam, sawi, katuk, pak choy, caisim, selada, kangkung dan kemangi adalah sayuran paling menguntungkan jika dibudidaya. Menariknya lagi, budidaya sayuran pun bisa dilakukan dilahan sempit seperti pekarangan yang berukuran tidak begitu luas. Namun jika untuk skala usaha lahan seluas 1 hektar masih kategori sempit.

Budidaya sayuran organik dilahan sempit pun bisa dilakukan ibu-ibu rumah tangga hanya dipekarangan rumah. Sayuran musiman yang bisa cepat panen seperti bayam, kangkung, selada, pakcoy, caisim bisa jadi pilihan. Jika tak mau repot mengolah lahan, penanaman sayuran organik bisa ditanam dalam polybag, kaleng bekas, baskom atau ember yang disusun berjejer di rak bertingkat yang terbuat dari kayu. Dengan media tanam campuran tanah dan kompos 1:1 serta penyiraman 2 kali sehari, sayuran tersebut bisa dipanen dalam waktu 3 minggu. Untuk mendapatkan bibit sauyuran organik ini bisa diperoleh di petani sayuran organik, toko pertanian, atau menyemainya sendiri.

Harga 3 Kali Lipat

Besarnya permintaan sayuran organik menyebabkan harga sayuran ini jauh lebih tinggi. Harganya bisa 3 kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan harga komoditi sayuran anorganik. Hal itu diungkapkan Soedjais, dan dibenarkan Tri Judadmadji pemilik Agro Lestari Organik. Kendati sejak mengubah haluan menjadi petani sayuran organik, produksinya menurun 30-40% namun biaya produksinya berupa pembelian pupuk dan pestisida juga menurun 30-40%. Tak pelak keuntungan yang Ia peroleh cukup besar lantaran harga jual sayuran organik bisa 3 kali lipat. Misalnya saja buncis anorganik dijual dengan harga Rp.2.500/kg sedangkan organik Rp.7.500 – 8.000/kg.

Untuk memperoleh keuntungan lebih besar, cara berikut bisa diterapkan. Pertama, pilih sayuran yang cepat panen misalnya sayuran baby (baby caisim, baby pak choy) yang hanya berumur 1 minggu. Kedua, pupuk dan pestisida sebaiknya dibuat sendiri. Ketiga, pilihlah sayuran kualitas baik dan lalu diberikan dan dikemas denga packaging yang menarik lengkap dengan label produk dan barcode-nya. Yang perlu diingatsetiap proses produksi dilaksanakan benar-benar secara organik. Karena tak jarang konsumen, supplier atau supermarket berani bayar tinggi tidak hanya melihat hasil produknya tetapi juga melihat proses produksinya.

Kendala Usaha

Kendati usaha sayuran organik sangat menguntungkan namun bukan berarti tanpa kendala. Menurut Tri, serangan hama penyakit sering mengurangi jumlah produksi. Untuk itu penggunaan pertisida organik juga mampu mencegah serangan penyakit seperti ulat, kepik, atau kutu. Selain itu bisa juga mencegah serangan hama menggunakan screen/kelambu untuk menghalau hama.

Sementara itu apabila pengolahan tanah dilakukan secara organik biasanya tanaman jarang terkena serangan hama. Tanah harus digemburkan dan diberi kompos yang terbuat dari kotoran hewan da rerumputan yang dicampur dan didiamkan selama 2 bulan. Namun untuk mempercepat proses pengomposan bisa ditambahkan bakteri (EM4). Teknologi ini merupakan teknologi terbaru dibidang pertanian dengan proses dekomposisi selama composting oleh bakteri seperti Aktinomycesnaeslundii, Lactobacillus species delbrueckii, Bacillus Brevis, Saccharomyces Cerevisiae, ragi dan jamur serta Cellulolytic Bacillus. Sementara itu ada pula mikroorganisme Mikoriza yang membantu pengikatan unsur hara agara tanaman lebih banyak menyerap unsur hara.

Selain menyemprotkan pestisida alami buatan Ia memakai sistem cropping tanaman yakni 1 lahan tanah ditanami lebih dari 1 jenis sayuran. Namun untuk menjaga kesuburan tanah, akan lebih baik bila dilakukan pola rotasi penanaman. Misalnya dari 1 bedeng ditanami caisim setelah panen kemudian ditanami bayam, kemudian kangkung dan terong dan seterusnya.

Jika petani mampu menerapkan pertanian organik sepenuhnya, dan mengatasi kendala yang bisa menghalangi perkembangan usaha, dari usaha bididaya sayuran organik ini bisa menghasilakan 0mset hingga Rp.10 juta dengan tingkat keuntungan lebih dari 50%. Kabar baiknyausaha ini bisa kembali modal dalam waktu 1 bulan terutama untuk budidaya sayuran daun. Menarik bukan ?

sumber : http://infobisnisukm.wordpress.com/2009/05/22/budidaya-sayuran-organik/

SIA dan Strategi Korporat

29 Desember 2010

Strategi dan Posisi Strategis
Ada 2 strategi dasar bisnis yang dapat diikuti oleh perusahaan, berdasarkan argumentasi seorang professor bisnis di Harvard, Michael Porter. yaitu :
1. Strategi diferensiasi produk memerlukan penambahan beberapa fitur atau pelayanan atas produk Anda yang tidak diberikan oleh para pesaing. Dengan melakukan hal ini, perusahaan akan dapat menetapkan harga premium ke para pelanggannya.
2. Strategi biaya rendah (low-cost) memerlukan perjuangan untuk menjadi penghasil suatu produk atau jasa yang paling efisien.
Kadang-kadang, sebuah perusahaan dapat berhasil baik dalam menghasilkan produk yang lebih baik dari para pesaingnya dengan biaya yang lebih rendah dari biaya rata-rata untuk industri tersebut. Akan tetapi, biasanya perusahaan harus memilih di antara kedua strategi tersebut. Apabila mereka berkonsentrasi untuk menjadi penghasil produk yang biayanya paling rendah, mereka harus melepas beberapa keistimewaan penambah nilai yang mungkin membedakan produk mereka dengan produk lainnya. Apabila mereka berfokus pada diferensiasi produk, mereka tampaknya tidak akan memiliki biaya yang paling rendah dalam industri mereka. Jadi, strategi bisnis melibatkan pemilihan.

Porter menggambarkan 3 posisi strategi dasar, yaitu :
1. Posisi strategis berdasar keanekaragaman (variety-based) melibatkan produksi atau penyediaan sebagian dari produk atau jasa dalam industri tertentu. Contoh: Jiffy Lube International adalah perusahaan yang mengadopsi posisi strategis berdasar keanekaragaman, dimana perusahaan tersebut tidak menyediakan jasa perbaikan mobil yang beranekaragam, tetapi mereka berfokus pada jasa ganti oli dan pelumas.
2. Posisi strategis berdasar kebutuhan (needs-based) melibatkan usaha untuk melayani hampir seluruh kebutuhan dari kelompok pelanggan tertentu. Termasuk didalamnya adalah mengidentifikasi target pasar. Sebagai contoh : sebuah perusahaan yang memfokuskan pada para pensiunan.
3. Posisi strategis berdasar akses (access-based) melibatkan sebagian pelanggan yang berbeda dari pelanggan lainnya dalam hal faktor-faktor seperti lokasi geografis atau ukuran. Hal ini menimbulkan perbedaan kebutuhan dalam melayani para pelanggan tersebut. Contoh : Perusahaan Edward Jones mengadopsi posisi strategis berdasar akses, dimana kantor pialang sahamnya sebagan besar terletak di kota-kota kecil yang tidak dilayani oleh kantor pialang lainnya yang lebih besar.
Memilih sebuah posisi strategis adalah hal yang penting karena hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk memfokuskan usaha-usahanya atau akibatnya perusahaan berisiko mencoba menjadi segalanya untuk semua orang.
• Teknologi Informasi dan Strategi Bisnis
Perkembangan teknologi informasi dapat mempengaruhi strategi. Perkembangan internet sangat mempengaruhi cara berbagai tahapan rantai nilai dilaksanakan. Contoh : untuk produk-produk yang dapat diubah menjadi data digital, internet memungkinkan organisasi untuk secara signifikan mempersingkat aktivitas inbound dan outbond logistics mereka.
Selain secara langsung mempengaruhi cara-cara organisasi menjalankan aktivitas-aktivitas rantai nilai mereka, internet juga dapat secara signifikan mempengaruhi baik strategi dan posisi strategis. Contoh: internet secara dramatis dapat mengurangi biaya, dan karenanya membantu perusahaan mengimplementasikan strategi biaya rendah (low-cost strategy). Akan tetapi, jika setiap perusahaan dalam industri tertentu mempergunakan internet untuk mengadopsi strategi biaya rendah, maka pengaruhnya akan problematis. Bahkan, salah satu hasil yang mungkin terjadi adalah persaingan harga yang ketat antar-perusahaan. Apabila hal ini terjadi, hasil dari penghematan biaya yang diberikan oleh internet akan diperoleh para pelanggan, bukan dikuasai oleh perusahaan dalam bentuk laba tinggi. Lebih jauh lagi, karena setiap perusahaan dapat mempergunakan internet untuk mempersingkat aktivitas-aktivitas rantai nilainya, sepertinya tidak mungkin perusahaan dapat menggunakan internet untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan jika dihadapkan dengan para pesaingnya. Oleh karena itu, begitu sebagian besar perusahaan dalam suatu industri mulai mengintegrasikan secara penuh internet ke dalam rantai nilai mereka, pengaruhnya mungkin adalah mendorong perusahaan untuk bergeser dari mengikuti strategi biaya rendah, ke semacam bentuk strategi diferensiasi produk.
Internet juga dapat mempengaruhi keinginan relatif untuk mengikuti ketiga posisi strategis yang digambarkan sebelumnya. Sebagai contoh, dengan secara drastis mengurangi atau menghilangkan halangan geografis, internet membuat produk suatu perusahaan tersedia di hampir semua tempat. Konsekuensinya adalah merupakan hal yang sulit untuk membuat atau mempertahankan posisi strategis berdasar akses. Ini hanyalah suatu contoh tentang bagaimana cara internet dapat mempengaruhi strategi dan pilihan posisi strategis perusahaan.
• Peran SIA
SIA suatu organisasi memainkan peranan penting dalam membantu organisasi mengadopsi dan mempertahankan posisi strategis. Mencapai kesesuaian yang baik antar aktivitas membutuhkan pengumpulan data tiap aktivitas. Hal lain yang juga penting adalah sistem informasi harus mengumpulkan dan mengintegrasikan baik data keuangan maupun non-keuangan dari aktivitas-aktivitas organisasi.

sumber : http://www.dagoel.co.cc/2010/10/sia-dan-strategi-korporat.html

PEMBUATAN KOMPOS

29 Desember 2010

Pembuatan kompos (composting) dapat dijadikan jalan keluar dalam mengelola limbah. Kompos sangat berguna dalam memanfaatkan sampah organik (berasal dari benda hidup) menjadi material yang dapat menyuburkan tanah (pupuk kompos). Selain itu, pembuatan kompos secara komersil dapat dijadikan sebuah peluang usaha yang menggiurkan. Seiring dengan berjalannya waktu, sampah yang dihasilkan manusia akan terus bertambah dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia tersebut. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, bahkan sampah telah menjadi masalah serius di perkotaan. Kompos dapat dibuat untuk meminimalisasi efek negatif yang ditimbulkan sampah dengan membuatnya menjadi lebih bermanfaat secara ekologis maupun finansial.

Pemanfaatan sampah organik pada pembuatan kompos ini dapat dijadikan jalan keluar dalam mencegah timbulnya kembali tumpukan sampah seberat ribuan ton yang telah menyebabkan longsor dan korban jiwa. Jika saja sebelumnya sampah tersebut dapat diolah menjadi kompos, maka musibah longsor dan korban jiwa dapat dihindarkan.

Prinsip pengomposan

Christopher J. Starbuck, seorang ahli holtikultura dari University of Missouri menjelaskan, kompos merupakan bahan organik yang telah membusuk beberapa bagian (partially decomposed) sehingga berwarna gelap, mudah hancur (crumbled), dan memiliki aroma seperti tanah (earthy). Kompos dibuat melalui proses biologi, yaitu seperti penguraian pada jaringan tumbuhan oleh organisme yang ada dalam tanah (soil). Ketika proses pembusukan selesai, kompos akan berwarna coklat kehitaman dan menjadi material bubuk bernama humus.

Dalam kondisi alami, hewan dan tumbuhan akan mati di atas tanah. Makhluk hidup yang telah mati tersebut akan diuraikan bakteri pembusuk, kemudian membentuk suatu material yang dapat menghidupkan dan menyuburkan tanaman. Proses yang terjadi dalam pembuatan kompos ini tidak jauh berbeda dengan proses pada penguraian tersebut. Oleh karena itu, pembuatan kompos sering dianggap sebagai seni dalam merubah kematian menjadi kehidupan (the art of turning death into life).

National Organic Gardening Centre yang berada di Kota Coventry, Inggris dalam publikasinya menjelaskan, pembuatan kompos pada dasarnya adalah membuat suatu kondisi yang mendukung (favourable condition) bagi pertumbuhan populasi mikroorganisme dalam proses pembusukan untuk membuat material humus yang sangat penting bagi tanah. Pembusukan dalam pembuatan kompos akan lebih cepat (speeded up) dibandingkan dengan pembusukan yang terjadi pada proses alami.

Prinsip pembuatan kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme sebagai aktivator. Mikroorganisme tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti kotoran ternak (manure) atau bakteri inokulan (bakterial inoculant) berupa Effective Microorganisms (EM4), orgadec, dan stardec. Mikroorganisme tersebut berfungsi dalam menjaga keseimbangan karbon (C) dan nitrogen (N) yang merupakan faktor penentu keberhasilan pembuatan kompos.

Bahan yang diperlukan dalam pembuatan kompos adalah substansi organik. Bahan tersebut dapat berupa dedaunan, potongan-potongan rumput, sampah sisa sayuran, dan bahan lain yang berasal dari makhluk hidup. Kemudian, bahan-bahan tersebut harus memiliki rasio karbon dan nitrogen yang memenuhi syarat agar berlangsung pengomposan secara sempurna. Sampah organik dapat diubah menjadi kompos dengan suksesi berbagai macam organisme. Selama fase awal pengomposan, bakteri meningkat dengan cepat. Berikutnya, bakteri berfilamen (actinomycetes), jamur, dan protozoa mulai bekerja. Setelah sejumlah besar karbon (C) dalam kompos dimanfaatkan (utilized) dan temperatur mulai turun, centipedes, milipedes, kutu, cacing tanah, dan organisme lainnya melanjutkan proses pengomposan (Starbuck, 2004).

Organisme yang bertugas dalam menghancurkan material organik membutuhkan nitrogen (N) dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, dalam proses pengomposan perlu ditambahkan material yang mengandung nitrogen agar berlangsung proses pengomposan secara sempurna. Material tersebut salah satunya dapat diperoleh dari kotoran ternak (manure). Nitrogen akan bersatu dengan mikroba selama proses penghancuran material organik.

Setelah proses pembusukan selesai, nitrogen akan dilepaskan kembali sebagai salah satu komponen yang terkandung dalam kompos. Pada fase berikutnya, jamur (fungi) akan mencerna kembali substansi organik untuk cacing tanah dan actinomycetes agar mulai bekerja. Cacing tanah akan bertugas dalam mencampurkan substansi organik yang telah dicerna kembali oleh jamur dengan sejumlah kecil tanah lempung (clay) dan kalsium yang terkandung dalam tubuh cacing tanah. Selama proses tersebut, rantai karbon yang telah terpolimerisasi (polymerized) akan tersusun kembali pada pembentukan humus dengan menyerap berbagai kation seperti sodium, amonium, kalsium, dan magnesium. Dalam tahap ini, kompos sudah bisa digunakan sebagai pupuk pada tumbuhan penghasil jagung, labu, ketela, melon, dan kubis.

Pada fase terakhir, organisme mengoksidasi substansi nitrogen menjadi nitrat (nitrates) yang dibutuhkan akar tanaman dan tumbuhan bertunas (sprouting plants) seperti rebung dan tauge. Kompos akan berubah menjadi gelap, wangi, remah, dan mudah hancur. Fase ini disebut juga sebagai fase kematangan (ripeness) karena kompos sudah dapat digunakan.

Keberhasilan dalam pembuatan kompos sangat dipengaruhi beberapa faktor. Dalam proses pengomposan, harus dilakukan pengontrolan terhadap kelembaban, aerasi (tata udara), temperatur, dan derajat keasaman (pH). Kelembaban antara 50-60% merupakan angka yang cukup optimal pada pembuatan kompos. Pengomposan secara aerob membutuhkan udara, sehingga perlu dilakukan pembalikan (turning) pada kompos agar tercipta pergerakan udara. Temperatur akan naik pada tahap awal pengomposan, namun temperatur tersebut akan berangsur-angsur turun mencapai suhu kamar pada tahap akhir. Keasaman kompos akan meningkat, karena bahan yang dirombak menghasilkan asam-asam organik yang sederhana dan keasaman ini akan kembali normal ketika kompos telah matang.

Aplikasi

Pembuatan kompos di tingkat masyarakat dapat dibuat dengan lebih praktis, lebih sederhana, dan dalam waktu yang sangat singkat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan Bio Reaktor Mini (BRM) dalam proses pengomposan. Bio Reaktor Mini (BRM) ini dapat membuat kompos dengan kapasitas sekira 200 liter. Penggunaan BRM sangat cocok diterapkan masyarakat di tingkat RT/RW dalam mengelola sampah. Pengelolaan tersebut dapat dilakukan dengan mengumpulkan sampah rumah tangga yang jumlahnya sangat banyak. Setelah itu, kompos yang dihasilkan masyarakat tersebut bisa digunakan kembali untuk kepentingan masyarakat atau dijual untuk memperoleh keuntungan ekonomis.Kompos yang dicampurkan ke dalam tanah dapat meningkatkan kesuburan (fertility) tanah, menambah bahan organik dalam tanah, dan memperbaiki kondisi fisik tanah tersebut. Kompos dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam tanah. Mikroorganisme tersebut berfungsi dalam mengeluarkan zat gizi dan material lainnya ke dalam tanah.

Pengerasan (crusting) tanah di permukaan dapat dicegah dengan pemberian kompos. Jika kompos mengandung sejumlah kecil tanah, maka kompos tersebut akan bermanfaat sebagai bagian dari media pertumbuhan untuk tanaman dan akan mengawali tumbuhnya buah dari tanaman tersebut (Starbuck, 2004).Kompos dapat menambah kandungan bahan organik dalam tanah yang dibutuhkan tanaman. Bahan organik yang terkandung dalam kompos dapat mengikat partikel tanah. Ikatan partikel tanah ini dapat meningkatkan penyerapan akar tanaman terhadap air, mempermudah penetrasi akar (root penetration) pada tanah, dan memperbaiki pertukaran udara (aeration) dalam tanah, sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Kompos dapat mendukung berjalannya gerakan pertanian organik (organic farming) yang tidak menggunakan bahan kimia dan pestisida dalam pertanian.

Pengelolaan sampah (waste management) dengan pembuatan kompos secara nyata telah menjadikan sampah sebagai sebuah aset yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Banjir yang terjadi akibat tumpukan sampah di sungai harus dijadikan dasar pertimbangan untuk melakukan pengomposan sampah secara profesional. Peluang ekonomis sampah ini harus dapat dimanfaatkan dengan baik, tentunya dengan dukungan para penentu kebijakan, para ahli lingkungan, dan masyarakat secara umum.

http://kandaga15.multiply.com/journal/item/10

Sistem Informasi Akuntansi dalam Proses Konvergensi IFRS

29 Desember 2010

Proses konvergensi IFRS membawa dampak yang cukup besar bagi dunia akuntansi. Sektor perpajakan perlu mengharmonisasikan peraturan-peraturannya, sektor perbankan mengalami gempa bumi karena PSAK 50-55, banyak entitas harus mengubah pedoman akuntansinya, dan banyak lagi dampak dari IFRS yang mengubah dunia akuntansi di Indonesia saat ini. Namun masih ada sebuah sudut krusial yang sangat jarang dibahas dalam kaitannya dengan konvergensi IFRS, dampak konvergensi IFRS pada sistem informasi akuntansi.

Dalam era facebook, twitter dan youtube saat ini, akan sangat hambar jika kita membahas akuntansi hanya dari segi ‘pembukuan’ (mungkin dalam era ini lebih cocok disebut pengkomputeran). Akuntansi tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan sistem informasi yang andal. Bahkan peran sistem informasi akuntansi tidak hanya sebatas alat ‘pembukuan’ automatis saja, namun juga sebagai alat pengendalian internal.

Coba bayangkan sebuah perusahaan ritel besar yang memiliki ratusan anak cabang. Perusahaan ini harus mencatat transaksi penjualan persediaan barang dagang yang jumlahnya bisa mencapai ribuan barang dalam satu harinya hanya di sebuah anak cabang saja. Ini hanya pencatatan penjualan barang, belum pencatatan pembelian barang, penggajian, dan lain-lain. Tanpa sistem informasi akuntansi yang terintegrasi, akuntansi akan menjadi sebuah pekerjaan yang mematikan. Selain itu, tanpa menerapkan pengendalian aplikasi dan pengendalian umum dalam sistem informasi terintegrasi ini, fraud akan sangat mudah terjadi. Akibatnya, informasi akuntansi yang disajikan tidak akan dapat diandalkan, atau dalam istilah sistem informasinya garbage out.

Seberapa Besar Dampak Konvergensi IFRS Pada Sistem Informasi Akuntansi?

Sistem informasi akuntansi merupakan sekumpulan struktur dan proses yang saling terintegrasi dan bekerja bersama-sama untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengolahan data-data transaksi menjadi informasi akuntansi yang andal untuk tujuan tertentu. Dari segi output sistem informasi akuntansi, yaitu informasi akuntansi, sudah jelas bahwa sistem informasi akuntansi terkena dampak yang sangat besar dari konvergensi IFRS ini.

Sebuah analisis singkat dapat dilakukan oleh bagian pengembangan sistem informasi perusahaan untuk melihat seberapa besar dampak perubahan standar akuntansi pada sistem informasi akuntansi perusahaan. Seperti yang kita ketahui, sistem informasi akuntansi terintegrasi yang salah satu komponennya adalah struktur teknologi dengan fondasi database atau datawarehouse. Analisis dampak tahap pertama dapat dilakukan dalam struktur paling dasar ini, apakah konvergensi IFRS mengakibatkan perubahan dalam database. Seperti misalnya, apakah diperlukan penambahan data yang harus diungkapkan, atau penambahan data-data mengenai nilai wajar. Untuk masalah nilai wajar, dampaknya tidak hanya pada database tetapi juga query untuk melakukan perhitungan. Contoh analisis dampak lainnya adalah, untuk PSAK 1 mengenai penyajian laporan keuangan. Perubahan yang cukup berarti dalam PSAK 1 ini adalah dihapusnya pos luar biasa dan munculnya laba-rugi komprehensif. Perubahan ini akan berdampak pada chart of account yang digunakan oleh sistem untuk mengidentifikasi dan melakukan posting transaksi ke modul general ledger. Untuk laporan laba-rugi komprehensif, chart of account dan query perlu disesuaikan dengan persyaratan dalam PSAK 1. Secara singkatnya, analisis dampak ini dapat dilakukan dengan melihat perubahan dalam standar akuntansi yang muncul terkait dengan definisi atau elemen/pos (biasanya berdampak pada database dan chart of account), pengukuran dan penilaian (berdampak pada database dan query perhitungan), dan pengungkapan (berdampak pada database).

Apa yang Harus Diperhatikan?

Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah analisis biaya dan strategi pengembangan sistem informasi akuntansi terintegrasi yang menyesuaikan perubahan standar akuntansi. Perubahan-perubahan dalam struktur sistem informasi perlu direncanakan dengan matang dalam tahapan perencanaan dan analisis. Kegagalan dalam tahapan ini akan berdampak besar, oleh karena itu rencanakan dengan matang perubahan yang akan dilakukan. Sebagai contoh, perhatikan semua standar yang berubah dan dampaknya, kemudian perhatikan kemungkinan standar lain yang akan dikeluarkan oleh DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) di masa mendatang, atau perhatikan runtutan perubahan standar yang akan dilakukan DSAK. Contoh ini menekankan efisiensi dan efektivitas pengembangan sistem, yaitu bahwa perubahan sistem informasi akuntansi terintegrasi yang masif tidak semudah mengubah kebijakan akuntansi dalam perusahaan. Sebagai contoh, jika suatu sistem sudah disesuaikan, dan ternyata di masa mendatang muncul standar-standar baru yang mengakibatkan perubahan dalam database, yaitu hubungan (relationship) antar tabel atau antar data yang sudah ada dengan data atau tabel baru, maka perusahaan harus merombak lagi sistemnya. Oleh karena itu, sebisa mungkin dalam tahapan perencanaan dan analisis, kemungkinan-kemungkinan semacam ini sudah diantisipasi di awal.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah strategi transisi sistem. Hal ini dikarenakan tanggal efektif dan ketentuan transisi dari standar akuntansi yang dikonvergensikan dengan IFRS berbeda-beda. Sebagai contoh, sebelum suatu standar akuntansi baru berlaku efektif, sistem harus mengakomodasi standar akuntansi yang masih berlaku, kemudian setelah standar baru berlaku efektif, sistem sudah harus efektif berjalan dalam lingkup standar baru. Jika ketentuan transisi retrospektif, maka suatu sistem harus dapat mengakomodasi perubahan ketentuan maupun perhitungan secara retrospektif. Perubahan semacam ini harus sangat diperhatikan dalam tahapan perencanaan, analisis, desain, dan terutama implementasi.

Perubahan standar akuntansi secara besar-besaran dan bertahap perlu diantisipasi dengan baik oleh pengembang sistem informasi dalam suatu perusahaan. Risiko dalam proses pengembangan dapat muncul dan berdampak pada kegagalan sistem. Mungkin akan lebih baik jika perubahan standar dibuat dalam sebuah prototype atau model simulasi terlebih dahulu, dan perubahan sistem dilakukan secara parsial per modul atau menggunakan pola transisi phased-in. Segala kemungkinan perubahan standar akuntansi di masa mendatang juga perlu diantisipasi dalam proses pengembangan sistem, oleh karena itu, pengembang sistem harus terus berkomunikasi dan melakukan pemutakhiran informasi dengan akuntan. Langkah paling konservatif sebagai solusi konvergensi IFRS bagi pengembang sistem adalah menggunakan double GL.

Konvergensi IFRS yang berdampak pada perubahan kebijakan akuntansi dalam suatu perusahaan akan sangat berpengaruh pada sistem informasi akuntansi. Diperlukan strategi-strategi pengembangan sistem informasi akuntansi yang matang sehingga efisiensi dan efektivitas dalam pelaporan keuangan dapat tercapai.

Sistem Informasi Akuntansi dalam Proses Konvergensi IFRS

Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi Pendukung Utama Bisnis Masa Depan

29 Desember 2010

Globalisasi dalam sektor bisnis membuka peluang pelaku bisnis untuk memperluas pangsa pasarnya dan jaringan perusahaanya, demikian pula pada konsep manajerial menjadikan pelanggan sebagai prioritas utama dalam memenangkan persaingan global membuat pola-pola manajerial baru yang berkembang pada sistem keterbukaan perusahaan dengan lingkungannya sehingga membutuhkan dukungan dalam sistem informasi dengan teknologinya yang mengarah pada sistem On-Line Real Time yang menciptakan komunikasi data secara cepat dan meluas. Optimalisasi Sistem Informasi berbasis Komputer dikembangkan dengan memberikan peluang sekaligus implikasi negatif berupa penyalahgunaan data bisnis. Pergeseran Metode dan Tehnik Pengendalian pada Sistem Informasi berbasis komputer merupakan hal yang mutlak pada penerapan sistem informasi dengan Open System tersebut. Pengembangan tehnik-tehnik pengendalian baru diperlukan sejalan dengan perubahan yang cepat dalam teknologi informasi.

Kata Kunci

Open Systems, Value Chain, Networking, On-Line, Resource-Event-Agent

PENDAHULUAN

Sebuah perkiraan yang dikemukakan oleh pakar telematika K.R.M.T. Roy Suryo Notodiprojo bahwa ke depan segalanya akan serba “e”, yakni e-commerce, e-scholl, e-business, e-government, e-public relation, e-dan (Penyalahgunaan dan kejahatan internet). Ini justru yang berkembang luar biasa. (Pikiran Rakyat, 23 Mei 2007- Rubrik Apa dan Siapa) mengarahkan pola pandang kecenderungan berbagai pola aktivitas di masa yang akan datang akan beralih pada basis teknologi. Konsep bisnis saat ini yang cenderung dengan orientasi pada pelanggan dengan berbagai pendekatan, termasuk penggunaan konsep Customer Relationship Management (CRM) dalam pengelolaan informasi pelanggan (Customer Information Management) yang dikemukakan oleh Kaj Storbacka “Ideally, the system should be constructed to allow ‘Automatic’ access to the required information as well as automatically store customer data”.(2001:128). Demikian pula Bernd H. Schmitt menyatakan “Three Marketing Trends at the turn of the new millenium (1) The Omnipresence of Information Technology,(2)The Supremacy of Brand (3)The Ubiquity of Communications and Entertainment”. (1999:3-10). Kenyataan lain dalam dunia perbankan yang mayoritas telah menerapkan aplikasi Automatic Teller Machine-ATM sebagai media pendekatan pada nasabahnya serta mulai meluasnya penerapan sistem validasi on-line dan Electronic Fund Transfer-EFT perbankan. Belakangan terjadi pula pergeseran dari Electronic-“e-“ menjadi Mobile-“m-“. Gambaran di atas menunjukkan perubahan kecenderungan pola perilaku hidup masyarakat sebagai konsumen dalam bisnis yang sangat dipengaruhi oleh penggunaan alat-alat berteknologi terutama teknologi komunikasi sebagai media pertukaran informasi dengan kapasitas pertukaran data yang semakin besar volumenya. Hal ini akan memicu pelaku manajemen dalam dunia bisnis untuk mengembangkan elemen dan Infrastruktur sistem informasi yang berlaku dalam pengembangan pola manajerialnya dengan cara yang lebih cepat, akurat, berelasi, jangkauan luas dan terpadu sebagai pendukung utama dalam pengambilan keputusan manajerialnya serta dalam pengembangan hubungan dengan pelanggannya. Ketidaksiapan Manajemen dalam  pengembangan sistem informasi ini akan dapat memberikan akibat terjadinya keterlambatan proses pengolahan data untuk pengambilan keputusan dan proses evaluasi terhadap pelanggan serta keterlambatan respons pada pelanggan sehingga akan mengurangi value chain dalam bisnisnya.

Dalam kecenderungan bisnis yang bersifat Open System dengan memanfaatkan berbagai kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan informasi, terdapat sebuah paradoks yang terjadi di Indonesia yaitu dikemukakan oleh Roy Suryo “Ketertinggalan penggunaan internet di Indonesia dibandingkan dengan negara lain yang menduduki urutan terakhir, namun terjadi hal mencolok yaitu kejahatan atau penyalahgunaan internet Indonesia menduduki urutan kedua di dunia setelah Ukraina” (Pikiran Rakyat, 23 Mei 2007- Rubrik Apa dan Siapa). Penyalahgunaan yang terjadi dalam dunia bisnis yang dikomputerisasi adalah sangat besar seperti dikemukakan Romney “Organisasi-organisasi yang melacak Penipuan komputer memperkirakan bahwa 80% usaha di Amerika Serikat telah menjadi korban paling tidak satu insiden penipuan komputer, dengan biaya mencapai USD 10 Milliar per tahun” (2004:338-Jilid1).

Gambaran tersebut menunjukkan kecenderungan dunia bisnis pada saat sekarang dan yang akan datang mengarah pada pemanfaatan teknologi informasi sebagai salah satu alat dalam mendekatkan dan membangun hubungan relasional pada pelanggannya sebagai penerapan pendekatan pada Manajemen Marketing Modern dan juga pemanfaatan teknologi komunikasi ini merupakan sebagai alat terjadinya berbagai transaksi seperti penjualan dan pembayarannya. Namun terdapat implikasi yang signifikan terhadap kemajuan atas penerapan teknologi komunikasi dalam dunia bisnis dengan resiko atas terjadinya penyalahgunaan karena sifat dari teknologi komunikasi yang terbuka (Open System).

Pemanfaatan Teknologi dalam Bisnis

Penggunaan teknologi yang meluas digunakan dalam dunia bisnis adalah pada teknologi komunikasi & Informasi yang didalamnya didukung dengan alat utama yaitu komputer, sejalan dengan perkembangan teknologi dalam bidang tersebut yang sangat cepat. Penggunaan awal sebagai media dalam pengolahan data administratif intern secara lokal dalam perusahaan dengan memanfaatkan konfigurasi jaringan (Networking) berupa Local Area Network (LAN) dengan komunikasi data intern berupa Intranet yang kemudian berkembang menjadi alat komunikasi data lintas wilayah dengan menggunakan konfigurasi jaringan luas berupa Wide Area Network (WAN), Value Added Network (VAN) dan semakin berkembang menjadi Megapolitan Network yang jaringannya meluas pada wilayah seluruh dunia sehingga komunikasi data berkembang pada Internet (Komunikasi Jaringan Penggunaan Bebas) dan ekstranet (Komunikasi Jaringan Penggunaan Terbatas). Terjadi pula pergeseran teknologi dalam konfigurasi jaringan ini dari penggunaan kabel biasa dan kabel serat optik hingga penggunaan nirkabel Wirelless Fidelity-Wifi). Perluasan kemampuan komputer dengan konfigurasi networking mengembangkan pola bisnis yang turut berkembang yang pada awalnya dengan memanfaatkan internet sebagai media marketing berupa promosi produk dan perluasan pengenalan profil perusahaan, berkembang menjadi media komunikasi berupa pembentukan komunitas sesama pemakai produk dan produsennya dengan mediator e-mail dalam internet sehingga perusahaan dapat dengan mudah mendekatkan diri dengan pelangganny, perkembangan berlanjut menjadi proses transaksi jual beli produk (e-trade) serta transaksi pertukaran financial dalam dunia perbankan (e-payment dan e-banking) dan kemudian dikembangkan lebih luas lagi menjadi berbagai pola komersialisasi bisnis (e-commerce dan e-business) perkembangan masih berlanjut dengan pergeseran elektronik secara dekstop menjadi portable atau mobile sehingga tercipta berbagai media transaksi on-line dengan penggunaan mobile-phone.

Bern H. Schmitt menegaskan “Why ios the rapid technological development important? Because through these product you will be able to send and receive information in any medium (text, voice, picture, and other media) to practically anybody (real or virtual). This will allow people and companies to connect and to share an experiential universe with another at any time”. (1999:6). Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam bisnis cenderung cepat mengingat pada kemampuannya dalam komunikasi data dalam berbagai media sehingga memudahkan pemakainya. Dalam mengembangkan konsep Customer Relationship Management, Kaj Storbacka mengemukakan bahwa membina  jaringan dengan pelanggan adalah merupakan salah satu ukuran penting dalam nilai hubungan (Relationship Value).”As business becomes more networked, reference value becomes an increasingly important measure of relationship value. This means that attention should be paid to the reference value of a customer as soon as relationship established”.(2001:36), ia juga mengemukakan mengenai penerapan relasional dengan pelanggan pada perusahaan internasional General Electrics, “GE’s call centre operation is divided in two departments. One department answers calls from customers. This entire activity is loccated in Louisville. Two hundred people answer four million calls a year there”.(2001:30) Adalah menunjukkan keberperanan komunikasi dan pertukaran informasi antara produsen dengan pelanggannya melalui penyediaan jaringan komunikasi yang meluas. Penerapan sistem dengan basis komputer yang terintegrasi secara on-line melalui sarana internet adalah salah satu penunjang dalam hal tersebut sebagai media yang disediakan dengan biaya relatif murah dibandingkan dengan menggunakan komunikasi on-line dengan telepon. Customer Oriented merupakan konsep marketing saat ini yang dianggap mampu menghadapi persaingan dalam dunia bisnis dengan memberikan berbagai fasilitas pada pelanggannya melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai mediator memberikan solusi yang cukup efektif namun juga sekaligus memberikan implikasi yang cukup beresiko tinggi bagi pelaku bisnis mengingat Open System membutuhkan infrastruktur yang sangat baik bagi kepentingan internal perusahaan, terutama dalam hal pengendalian datanya.

Peranan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dan Value Chain dalam Bisnis

Romney mengemukakan konsep rantai nilai – value Chain antara Sistem Informasi Akuntansi (SIA) perusahaan yang memberikan peranan langsung pada pelanggannya yaitu :

1.     Inbound Logistics terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa yang dijualnya.

2.     Operasi (Operations) adalah aktivitas-aktivitas yang mengubah masukan menjadi jasa dan produk yang sudah jadi, sebagai contoh, aktivitas perakitan di dalam sebuah perusahaan otomotif mengubah bahan mentah menjadi mobil yang lengkap.

3.     Outbond Logistics adalah aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi produk yang sudah jadi ke para pelanggan. Sebagai contoh, mengirimkan mobil yang sudah jadi melalui jasa pelayaran ke para dealer mobil, adalah aktivitas outbond logistics.

4. Pemasaran dan Penjualan, mengarah pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan organisasi. Pemasangan iklan adalah sebuah contoh kegiatan pemasaran dan penjualan.

5. Pelayanan (Service), memberikan dukungan pelayanan purna jual kepada para pelanggan. Misalnya pelayanan perbaikan dan perawatan.

Kelima aktivitas tersebut didukung oleh lima aktivitas lain yaitu :

1. Infrastructur Perusahaan, mengarah pada kegiatan akuntansi, keuangan, hukum, dan administrasi umum  yang penting bagi sebuah organisasi. SIA adalah bagian dari infrastruktur perusahaan.

2. Sumber Daya Manusia, melibatkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan perekrutan, pengontrakan, pelatihan, pemberian kompensasi dan keuntungan bagi pegawai.

3. Teknologi merupakan aktivitas yang meningkatkan produk dan jasa, contohnya penelitian dan pengembangan, investasi dalam teknologi informasi yang baru, pengembangan website, dan desain produk.

4. Pembelian (Purchasing), termasuk seluruh aktivitas yang mengakibatkan perolehan bahan mentah, suplai, mesin dan bangunan yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas utama.(2004:7-Jilid1).

Sistem Informasi Akuntansi dalam proses value chain bisnis adalah menunjukkan keberperanannya dalam hal penyediaan informasi yang akurat dan tepat waktu, sehingga kelima rantai nilai tersebut, secara terpadu akan memberikan peningkatan Value Added perusahaan bagi User termasuk bagi Pelanggan. Romney menyatakan bahwa SIA melakukan peranannya adalah dengan cara Perbaikan atas Kualitas dan Pengurangan biaya untuk menghasilkan produk atau jasa, Memperbaiki Efisiensi, Memperbaiki sistem pengambilan keputusan, dan Berbagi Pengetahuan. (2004:10)

Sumber : Modifikasi dari Bagan Marshall B. Romney-Paul John Steinbart hal 8 jilid 1

Proses menghasilkan sebuah produk yang berkualitas adalah prasyarat dalam menghadapi bisnis yang kompetitif, Edward J. Blocher mengemukakan “Supaya dapat tetap kompetitif dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat, perusahaan diseluruh dunia mengadopsi teknologi informasi dan pemanufakturan yang baru seperti Just in Time Inventory (JIT)…, Statistical Quality Control…”(2000:10,Jilid1), sehingga dukungan aliran informasi yang tepat dan akurat pada setiap proses produksi dalam upaya menghasilkan produk yang berkualitas adalah sangat mutlak, demikian pula tuntutan atas informasi mengenai pola Customer Expectation terhadap fungsionalitas dan kualitas produk sebagai informasi pendukung proses produksi yang menyebabkan produk menjadi lebih pendek usianya (Short Product Life Cycle), menuntut kecepatan arus informasi bagi perencana produk Kebutuhan informasi yang cepat dan akurat atas kebutuhan konsumen melalui Marketing Research bagi inovasi dan diversifikasi produk menjadi dominan meningat salah satu Critical Success Factor bagi perusahaan adalah Customer Oriented. Demikian pula dalam proses produksi itu sendiri aliran informasi yang akurat dibutuhkan sejak perencanaan produk hingga penyelesaian dan penyampaiannya pada pelanggan, The Deloitte & Touche Review pada November tahun 1996, menyatakan “Lebih dari 80% dari para eksekutif memandang teknologi informasi sebagai investasi stratejik. Perusahaan yang tanggap melaporkan bahwa mereka menggunakan teknologi informasi untuk menelusuri peristiwa-peristiwa keuangan dan operasional dalam perusahaan (74%), untuk meningkatkan kualitas jasa (41%) untuk meningkatkan laba (30%) dan untuk meningkatkan Produk (24%)” (Blocher, 2000:9, Jilid 1). Terjadi pergeseran pada proses pemanufakturan dari Volume tinggi, produksi jangka panjang, jumlah persediaan signifikan untuk persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi menjadi volume rendah, produksi jangka pendek, fokus pada penurunan tingkat persediaan dan aktifitas serta biaya lain yang bernilai rendah. Demikian pula teknologi pemanufakturan dari otomatisasi perakitan dan aplikasi teknologi tertutup menjadi sistem robotic, dengan menerapkan sistem yang fleksibel dan integrasi teknologi yang terhubung dengan networking, baik secara intern maupun ektern terutama dengan pihak supplier. Hasil Produksi menjadi lebih bervariasi dengan siklus hidup yang pendek (Short Product Life Cycle) serta ruang lingkup pemasaran menjadi global.

Peranan SIA yang terintegrasi disini adalah untuk proses internal dalam hal proses data-data biaya produksi, pendanaannya dan proses manajerialnya, secara ekternal adalah pada proses perencanaan produksi berupa informasi hasil Marketing Research terhadap ekspektasi pelanggan berlanjut pada perencanaan dan pengembangan produk, dan hubungan dengan supplier dalam rangka penyerapan aplikasi teknologi manufaktur dari supplier secara on-line pada produk yang akan diproses serta akhirnya pelayanan marketing atas hasil produknya termasuk fasilitas after sales servicenya.Fasilitas on-line bagi pelanggan sering diberikan sebagai indikator terhadap keberhasilan atas suatu produknya sekaligus media mendekatkan dengan pelanggan atas informasi kebutuhan pelanggan terhadap produk-produknya yang dapat diterima secara cepat oleh perusahaan. Penerapan teknologi Informasi dengan metode Just In Time terhadap persediaan merupakan alternatif dalam efisiensi biaya yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan data dalam alur pengolahan informasi perusahaan sebagai pendukung dalam proses pengambilan keputusan.

Tiga posisi Strategi bisnis menurut Michael E. Porter berupa Variety Based, posisi strategis berdasarkan keanekaragaman yang melibatkan produksi atau penyediaan sebagian dari produk atau jasa dalam industri tertentu, Needs Based, posisi strategis berdasar kebutuhan melibatkan usaha untuk melayani hampir seluruh kebutuhan dari kelompok pelanggan tertentu, Access Based, posisi strategis berdasarkan akses melibatkan sebagian pelanggan yang berbeda dari pelanggan lainnya dalam hal faktor lokasi geografis dan ukuran.(Romney, 2004:15 jilid1). Kemampuan teknologi komunikasi dan informasi yang mampu merubah bentuk format data ke dalam berbagai media seperti teks, gambar dan suara mempunyai keunggulan dalam menerapkan ketiga strategi bisnis dasar tersebut melalui fasilitas networking berupa internet dan ekstranet. Dalam hal strategi low cost strategy digunakan internet dan ekstranet mendukung dengan baik hal ini terutama dalam hal biaya-biaya komunikasi data dan informasi yang dibutuhkan pelanggan atau biaya-biaya administratif intern dengan memangkas atau mempersingkat rantai dan alur komunikasi data yang panjang. Networking dengan internet dan ekstranet telah mengurangi halangan untuk masuknya produk berupa barrier to Entry dalam banyak industri, dengan cara menghilangkan atau mengurangi kebutuhan untuk berinvestasi dalam asset-asset tertentu, antara lain validasi dan ATM on-line dari sektor perbankan. Pengurangan atau pemangkasan rantai distribusi dalam Distribution Channel sehingga perusahaan dapat memasarkan atau menjual produknya pada konsumen akhir tanpa melalui pedagang perantara. Pada akhirnya penerapan networking ini akan mampu mengurangi biaya-biaya terutama biaya variabel suatu produk sehingga akan mengurangi harga pokoknya (Cost of Goods Sold) dan akan memberikan kemampuan bersaing pada harga (Bargaining Power) Sekaligus pula mengeluarkan produk dan perusahaan dari keterbatasan atas wilayah penjulan.

Sistem Informasi Akuntansi dan Transaksi Bisnis

Karakteristik informasi yang berupa Relevan, Andal, Lengkap, Tepat Waktu, Dapat Dipahami dan Dapat Diverifikasi, secara ideal dihasilkan oleh suatu pengembangan dan implementasi Sistem Informasi Akuntansi yang terpadu yang menggabungkan secara optimal komponen berupa sumber daya manusia, prosedur, data, software dan infrastruktur menjadi lima siklus transaksi yaitu Revenue Cycle, Siklus pendapatan yang mencakup kegiatan penjualan dan penerimaan kas, Expenditure Cycle, siklus pengeluaran yang mencakup kegiatan pembelian dan pembayaran/pengeluaran kas, Payroll & Human Resouces Cycles, meliputi proses pengembangan potensi sumber daya manusia, Production Cycle siklus proses produksi dan biaya produksi, Financial Cycle, siklus kegiatan akuntansi dan keuangan merupakan fondasi dasar perusahaan dalam pengembangan bisnisnya. Penerapan model Enterprise Resource Planning – ERP yang merupakan model sistem informasi akuntansi terpadu berbasis komputer yang dikembangkan oleh Gartner Group dan diaplikasikan oleh banyak perusahaan (James A. Hall, 2003:545) adalah salah satu model yang mendukung dalam pengembangan value Chain SIA pada bisnis. Kerangka hubungan antar siklus dari sistem informasi akuntansi terintegrasi dengan pola yang mengambil pada model ERP.

http://ferrykosadi.multiply.com/journal/item/19